Sabtu, 06 Juli 2013

Sore ini





Pesta pernikahan kakak Hot kemarin adalah pesta yang membuat saya mewek beberapa kali. Beruntung karena lagu kesukaan alm. Papa "Boru Panggoaran"tidak diputar saat pesta adat berlangsung,kalau dimasukin ke playlist,mungkin saya sudah tersedu saat itu. Sejatinya,dalam sebuah pesta pernikahan,ayah dan ibu mempelai akan memberikan nasehat pernikahan kepada anaknya. Hal yang pastinya menguras emosi.

Sepanjang acara,saya merasa "iri" sekali.... Kakak didampingi oleh kedua orang tuanya. Sesuatu yang mungkin tidak akan saya dapatkan. Pelukan hangat seorang ayah,tidak juga akan saya dapatkan. Kalimat yang mengandung berkat untuk rumah tangga dari seorang ayah,yang juga tidak akan saya dapatkan. Kadang saya marah,dan sangat marah kepada Tuhan,kenapa harus ayah saya? Kenapa bukan ayah-ayah yang lain saja,yang tidak peduli dengan keluarga. Kenapa harus laki-laki yang sangat mencintai keluarga,yang selalu berjuang untuk mendapatkan yang terbaik bagi keluarganya yang harus "dipanggil" dan "dibebaskan dari rasa letih" lebih dulu? Tapi,sejurus kemudian,saya percaya,ini adalah cara Tuhan untuk menempa saya dan keluarga untuk menjadi pribadi yang kuat dan tidak terlalu bergantung kepada seseorang atau sesuatu.

Dan lalu Hot menanyakan beberapa minggu yang lalu "kemana aku harus melamarmu",yang terpikir pertama kali adalah,"seandainya bapak masih ada,aku tahu harus menjawab apa". Sedikit kebingungan menemukan jawabannya. Setiap mengingatnya,hati saya tersayat. Dalam peristiwa penting hidup saya,dia adalah yang pertama sekali akan saya kabari,dia yang pertama kali saya ingat. Dalam setiap acara,dia selalu menjadi seseorang yang saya banggakan apabila dia hadir. Pembagian raport,memasuki sekolah baru,memasuki bangku kuliah,wisuda,dia selalu hadir. Bahkan untuk wisuda,hanya wisuda saya lah yang dia hadiri. Perhatiannya sendiri melebihi perhatian pacar ataupun gebetan yang sedang hangat-hangatnya.

Seorang teman pernah berkata "cha,dihari pernikahanmu nanti,sebahagia apa pun pasti akan ada ruang hampa dalam hatimu,pasti akan ada yang kurang",saat itu saya hanya tersenyum. Benar memang,sosok Ayah adalah sosok yang memegang peranan penting,apalagi seperti ayah saya yang sangat perhatian akan boru-borunya,yang selalu ingin tahu apa saja kegiatan boru-borunya. Saya sering memikirkan,mamah saya yang kondisinya sedang sakit saat ini tentu tidak akan bisa all out untuk membantu saya menyiapkan apa-apa saja yang diperlukan untuk pernikahan saya nanti. Beruntung,Tuhan baik sekali. Saya diberikan kakak sepupu yang tanpa saya duga berjanji akan mencarikan saya bakal kebaya dan membelikannya untuk saya,lalu ada sahabat yang akan menjahitkannya gratis sebagai hadiah pernikahan untuk saya dan ada beberapa teman yang bersedia membantu mulai dari photo pre wedding sampai hari H,heiii Tuhan,Kau menempatkan aku ditengah-tengah orang yang luar biasa baik.

Saya berpikir,Tuhan memanggil kembali bapak agar saya membuka mata,bahwa ada orang - orang baik lagi diluar sana yang diberkati-Nya untuk membantu saya,Amin.. Tidak terbatas hanya melalui sosok pria yang dipercayakanNya untuk menjadi bapak dan mengenalkan saya akan Dia.

"Pak,kami selalu mengingatmu,tidak sehari pun terlewat tanpa ingatan tentangmu.Kau kado terindah dari Tuhan yang pernah bersama kami dalam nyata"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar